Pages

Friday, 3 May 2013

Power Steering Electric





Sekarang, pabrikan mobil lebih memilih mengaplikasikan sistem-sistem pada mobil yang sederhana tetapi berteknologi canggih. Contohnya seperti sistem kemudi power steering, yang dulunya sistemnya ribet harus pake oli harus pake pompa, belum lagi selang power steering yang sering bocor. Sekarang pabrikan otomotif lebih memilih menerapkan sistem kemudi power steering electric yang lebih simpel dan mudah dalam perawatan.
Electric power steering adalah sistem kemudi yang digerakkan oleh dinamo/motor electric. Cara kerja sistem ini tergolong sederhana, saat kunci kontak ON dan indikator EPS menyala itu berarti sistem EPS sudah aktif, jika kita menggerakkan stir ke kiri maka modulator akan mengirim arus sinyal ke motor untuk berputar ke kiri, dan stir akan terasa ringan dan begitu sebaliknya.
Perawatan yang simpel dan sederhana, yang membuat pengemudi lebih memilih EPS dari pada power steering hidraulic yang rawan bocor.


Macam-macam Electric Power Steering :

1. Model Fully Electric


Model ini cenderung paling responsif. Semua EPS pada dasarnya tetap menggunakan bantuan tenaga motor elektric, Perbedaannya adalah pertama dari nama modelnya fully electric artinya motor listrik bekerja langsung dalam membantu gerakan kemudi. Baik yang letaknya menempel pada barang kemudi, seperti pada Toyota Yaris dan Vios. Juga ada yang letaknya di rack steer seperti pada Honda Jazz, Suzuki Karimun, dan Swift. Bahkan pada generasi awal yang diterapkan pada Mazda Vantrend lansiran 1995 atau Toyota Crown  keluaran tahun 2005, ditempatkan pada gearbox steering.

 Pada umumnya terdiri dari sensor gerak (torque sensor), dinamo/motor electric berarus DC, Gear reduksi, Module EPS dan piranti pendukung ECU lainnya. Kerja dinamo dalam meringankan putaran kemudi dideteksi pertama kali oleh sensor yang kebanyakan letaknya pada poros batang kemudi (steering column). Gerakan ke kiri-kanan olih stir akan diterima oleh sensor untuk diatur sebagai otaknya.
Setelah ada gerakan stir yang cepat ataupun lambat, akan dideteksi juga untuk disesuaikan menurut laju kendaraan. Semakin lambat laju mobil, artinya akan semakin besar juga kebutuhan daya oleh motor electric. Hasil perhitungan module EPS akan mengatur besaran arus yang sesuaui dengan kebutuhannya.


2.Model Semi Electric


Putaran motor electric hanya dimanfaatkan untuk mendorong hidraulic.ini sebagai pengganti pompa power steering yang menempel di mesin dan diputar oleh sabuk V- Belt. Misalnya seperti pada Chevrolet Zafira dan Mercedes Benz A-Class. Perangkat EPS yang digunakan tentunya tidak lagi menempel pada mesin. Namun masih mengandalkan minyak untuk meringankan gerak stir. Biasanya perangkat ini menggunakan selang tekan dan selang balik dari minyak power steering
Dinamo masih harus meneruskan oli untuk membuat tekanan dalam rack steer, hadirnya sistem ini memang relatif sebagai penyempurnaan sistem P/S model lawas atau konvensional. 'Respons terhadap gerakan kemudi juga semakin baik dan lebih disesuasikan kondisi dibandingkan model biasanya, Sedangkan mekanisme semi electrik cenderung lebih repot. Pasalnya, komponen yang digunakan juga lebih banyak dibanding model fully electric. Adanya tekanan hidraulic dalam sistem ini berarti kerja simultan mulai dari sensor, module dan dinamo masih diteruskan ke hidraulic lagi. Sehingga kerja power steering secara electric hanya pada tahap awal saja. Selanjutnya setelah kecepatan dinamo menciptakan tekanan minyak P/S tertentu, meringankan rangkainan rack steer pada P/S konvensional

Sumber Artikel

24 comments:

  1. Mobil saya vios 2008,pada saat kontak posisi ON, mesin blom nyala stir nya ringan di belok kan. Stelah mesin nyala stir terasa berat sesaat, hrs di putar kiri kanan(di goyang2) baru EPS nya nyambung. Kira2 apa masalah nya pada sistem EPS mobil saya? Mohon pencerahan nya...

    ReplyDelete

Silahkan Tinggalkan Pesan