Thursday 30 May 2013

Semua Tentang Throttle Position Sensor

Jika anda menscan komputer/ECM/ECU/PCM mobil anda dan dilayar scan tampil DTC yang menerangkan tentang Throttle Position Sensor (TPS), berikut analisnya

Gejala yang terjadi pada mesin jika Throttle Position Sensor rusak :

1. Lampu Indikator Check Engine/lampu MIL akan menyala
2. Diagnostic Trouble Code (DTC) akan tersimpan pada memory PCM

  • P0121 : TP Sensor Circuit High Voltage (TP Sensor Circuit Tegangan Tinggi)
  • P0122 : TP Sensor Circuit Low Voltage (TP Sensor Circuit Tegangan Rendah)
  • P1121 : TP Sensor Signal Lower Than Expected (TP Sensor Sinyal Lebih Rendah dari yang            diharapkan)
  • P1122 : TP Sensor Signal Higher Than Expected (TP Sensor Sinyal Lebih Tinggi dari yang diharapkan)
3. Mobil anda akan gagal pada saat uji emisi
4. Bahan bakar boros
5. Starter Sulit atau waktu starter lama (setelah mesin dimatikan)
6. Asap hitam keluar dari knalpot
7. Nyendat-nyendat saat akselerasi

Bagaimanakah cara kerja Throttle Position Sensor??? 
Cara kerja Throttle Position Sensor sebagai berikut :
Pada mesin mobil, ada beberapa sensor yang berfungsi untuk mengatur/mengontrol sistem bahan bakar dan sistem pengapian. Diantara banyak sensor yang ada dimobil, ada sensor input yaitu sensor TPS yang menyediakan informasi berupa sudut throttle yang mengatur jumlah udara yang masuk ke manifold. Anda pasti sudah tau pedal gas terhubing dengan plat throttle yang dihubungkan dengan kabel akselerator. Saat anda menginjak pedal gas dan melepas injakan pada pedal gas, plat pada throttle akan membuka dan menutup, dan ini adalah fungsi dari Throttle Position Sensor yaitu mengukur sudut buka dan tutup throttle lalu mengirimkan data tersebut ke PCM/ECU berupa sinyal DC Volt

lebih jelasnya :
Saat anda menginjak pedal gas,
  • Plat throttle akan membuka dan TP sensor mengukur berapa banyak udara yang masuk dan mengukur sudut bukaan throttle dan mengirimkannya ke PCM/ECU
  • PCM akan menyemprotkan bahan bakar lebih banyak
Saat anda melepaskan injakan pedal gas,
  • Plat throttle akan menutup dan TP sensor akan mengukur berapa banyak udara yang masih masuk dan mengukur sudut saat plat throttle menutup dan mengirimkannya ke PCM/ECU
  • PCM akan menyemprotkan bahan bakar lebih sedikit
Deskripsi Rangkaia Throttle Position Sensor











Throttle Position Sensor terletak dithrottle body tepatnya dibelakang tuas yang dapat kabel gas, jika anda telah menemukannya lihat terdapat 3 kabel yang terhubung dengan sensor TPS, tiap kabel tersebut memiliki pekerjaan sendiri-sendiri.lihatlah gambar diatas!

A.3 Kabel yang terdapat pada sensor TP :
   
   1. Kabel yang bertuliskan angka 1 
  • Kabel yang menyediakan ground (massa) ke sensor TP
  • Ground (massa) disediakan oleh PCM/ECU
  2. Kabel yang bertuliskan angka 2
  • Kabel yang menyediakan tegangan sinyal sudut throttle ke PCM/ECU
  • Sinyal Sudut throttle bervariasi tergantung dari jumlah pembukaan plat throttle
  3. Kabel yang bertuluskan angka 3
  • Kabel yang menyediakan listrik atau arus B+ ke sensor TP
  • Listrik langsung berasal dari PCM/ECU
B. Sensor TP adalah potensiometer. Perubahan resistensi dalam menanggapi perubahan sudut plat throttle
    
    1. Dengan throttle ditutup, tegangan yang dibuat kecil dan dikirimkan ke PCM
        - Pada saat throttle tertutup, sensor TP output sekitar 0.5 Volt DC
    2. Dengan throttle dibuka posisi plat throttle terbuka lebar, tegangan yang dibuat lebih besar dan dikirim 
        ke PCM/ECU
       - Pada saat throttle terbuka lebar, output sensor TP sekitar 4,5 Volt DC

INGAT : Throttle Position Sensor (TPS), saat plat throttle tertutup menghasilkan tegangan rendah sekitar 0.5 Volt DC, Saat plat throttle mulai terbuka (saat anda menginjak pedal gas), tegangan akan meningkat sampai 5 volt.Saat throttle terbuka lebar, saat posisi plat throttle mentok maka sensor TP akan menghasilkan tegangan sekitar 4.5 Volt DC

Cara Memeriksa TP Sensor :
Periksa tegangan sinyal TP sensor dengan multimeter, hubungkan LEAD multimeter dengan kabel sensor 
    yang letaknya ditengah, dan buka dantutup plat throttle secara manual dan lihat apakah sensor 
    menghasilkan sinyal tegangan DC yang bervariasi
    - Jika multimeter mencatatkan kenaikan tegangan halus dan penurunan tanpa celah, ini adalah hasil yang 
      benar. sinyal TP sensor normal
    - Jika multimeter tidak mencatatkan kenaikan yang halus dan penurunan tegangan, ini adalah hasil yang 
       buruk, sensor TP sudah rusak, ganti sensor TP
    - Jika multimeter tidak menampilkan tegangan apapun, jangan langsung memvonis TP Sensor anda yang 
       rusak dulu, kemungkinan arus listrik atau ground (massa) yang ke TP sensor tidak sampai, 


Sumber Referrensi : http://troubleshootmyvehicle.com

Thursday 23 May 2013

Cara Mendiagnosis Otomatis (Self-Diagnostic) Mobil Honda

Note : Ini berlaku untuk semua mobil honda yang masih menggunakan OBD 1


Apabila tiba-tiba mesin tidak hidup ketika distarter atau tiba-tiba lampu chek engine (MIL) menyala saat anda mengendarai kendaraan, jangan panik berikut cara mudah dan murah agar anda dapat mengetahui kesalahan/kerusakan mesin letaknya dimana

Segera matikan mesin kendaraan anda, lalu cari socket DLC (Data Link Connector), biasanya honda ada di bawah laci sebelah kiri, warna connector pada umumnya biru muda atau ditutup oleh semacam cover karet warna hijau


Cari socket dengan 2 pin (3 pin hanya untuk diagnosis dengan alat scanner), jumper kedua pin tersebut, putar kunci kontak ke posisi ON (Mesin dalam keadaan mati), perhatikan apakah lampu check engine/MIL memberikan kedipan


Kedipan pada kendaraan yang masih menggunakan tipe DLC OBD 1 (On Board Diagnostic Level 1) mayoritas untuk kendaraan sebelum tahun 1996. Biasanya akan muncul dalam 2 kode error (2 Digit) misal 41, 32, 12, dsb

Kedipan pada kendaraan yang sudah menggunakan tipe DLC OBD II mayoritas untuk kendaraan setelah tahun 1996, biasanya akan muncul 4 kode error (4 Digit) Misal P0106, P0107, P0113, dsb arti huruf P pada kode tersebut berarti Powertrain

Kita hanya mnengulas terlebih dahulu cara menself diagnose kendaraan pada tipe OBD I

Kedipan tersebut menandakan kondisi kendaraan saat itu. Apabila muncul kedipan yang muncul tidak konstan, contoh 1, 4, 8, 11, 12, 14, 41, dsb. Maka ada kemungkinan sensor kendaraan anda tidak bekerja denan baik, biasa disebabkan oleh socket sensor yang rusak, kotor, atau ada kabel yang mengirimkan arus atau sinyal elektrik putus.

setelah anda mengetahui sensor mana yang dimaksud, coba periksa kembali socket tersebut dan coba berihkan socket beserta sensornya. Pasang kembali, coba cabut fuse engine sekitar 1 menit (minimal) lalu pasang kembali. atau yang lebih simpelnya lepas kabel positif/negatif baterai sekitar 1 menit lalu pasang kembali. Lalu coba self diagnose kembali. Apakah DTC (Data Trouble Code) masih muncul seperti tadi?


Diagnostic Trouble Code 1991 - Honda 

  1. Primary Oxygen Sensor (HO2S) (Sensor 1)
  2. Rear Heated Oxygen Sensor
  3. Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP)
  4. Crankshaft Position Sensor (CKP)
  5. Engine Coolant Temperature Sensor (ECT)
  6. Throttle Position Sensor (TP)
  7. Top Dead Center Position Sensor (TDC) = Camshaft Position Sensor (CMP)
  8. No. 1 Cylinder Position Sensor (CYP)
  9. Intake Air Temperature Sensor (IAT)
  10. Exhaust Gas Recirculation (EGR) System
  11. Barometric Pressure (BARO) Sensor
  12. Idle Air Control (IAC) Valve
  13. Ignition Output Signal
  14. Vehicle Speed Sensor (VSS)
  15. Electric load detector
  16. A/T FI signal A
  17. A/T FI signal B
  18. Oxygen Sensor Heater
  19. Fuel Supply System


SUMBER ARTIKEL

Tuesday 21 May 2013

Spedometer Honda Cello Mati, Lampu Check Engine Nyala



Pernahkah anda menemui kasus seperti yang saya alami, pernah ada customer membawa honda cello, dia mengeluh lampu check enginenya kadang nyala. Setelah saya check dengan scanner, ternyata keluar keterangan VSS sensor. Usut punya usut ternyala jarum spedometer pada dashboard juga mati, setelah diselidiki dengan sensor VSS atau sensor spedometernya sudah rusak itu yang menyebabkan lampu check engine nyala dan jarum spedometer mati,

Friday 3 May 2013

Power Steering Electric





Sekarang, pabrikan mobil lebih memilih mengaplikasikan sistem-sistem pada mobil yang sederhana tetapi berteknologi canggih. Contohnya seperti sistem kemudi power steering, yang dulunya sistemnya ribet harus pake oli harus pake pompa, belum lagi selang power steering yang sering bocor. Sekarang pabrikan otomotif lebih memilih menerapkan sistem kemudi power steering electric yang lebih simpel dan mudah dalam perawatan.
Electric power steering adalah sistem kemudi yang digerakkan oleh dinamo/motor electric. Cara kerja sistem ini tergolong sederhana, saat kunci kontak ON dan indikator EPS menyala itu berarti sistem EPS sudah aktif, jika kita menggerakkan stir ke kiri maka modulator akan mengirim arus sinyal ke motor untuk berputar ke kiri, dan stir akan terasa ringan dan begitu sebaliknya.
Perawatan yang simpel dan sederhana, yang membuat pengemudi lebih memilih EPS dari pada power steering hidraulic yang rawan bocor.


Macam-macam Electric Power Steering :

1. Model Fully Electric


Model ini cenderung paling responsif. Semua EPS pada dasarnya tetap menggunakan bantuan tenaga motor elektric, Perbedaannya adalah pertama dari nama modelnya fully electric artinya motor listrik bekerja langsung dalam membantu gerakan kemudi. Baik yang letaknya menempel pada barang kemudi, seperti pada Toyota Yaris dan Vios. Juga ada yang letaknya di rack steer seperti pada Honda Jazz, Suzuki Karimun, dan Swift. Bahkan pada generasi awal yang diterapkan pada Mazda Vantrend lansiran 1995 atau Toyota Crown  keluaran tahun 2005, ditempatkan pada gearbox steering.

 Pada umumnya terdiri dari sensor gerak (torque sensor), dinamo/motor electric berarus DC, Gear reduksi, Module EPS dan piranti pendukung ECU lainnya. Kerja dinamo dalam meringankan putaran kemudi dideteksi pertama kali oleh sensor yang kebanyakan letaknya pada poros batang kemudi (steering column). Gerakan ke kiri-kanan olih stir akan diterima oleh sensor untuk diatur sebagai otaknya.
Setelah ada gerakan stir yang cepat ataupun lambat, akan dideteksi juga untuk disesuaikan menurut laju kendaraan. Semakin lambat laju mobil, artinya akan semakin besar juga kebutuhan daya oleh motor electric. Hasil perhitungan module EPS akan mengatur besaran arus yang sesuaui dengan kebutuhannya.


2.Model Semi Electric


Putaran motor electric hanya dimanfaatkan untuk mendorong hidraulic.ini sebagai pengganti pompa power steering yang menempel di mesin dan diputar oleh sabuk V- Belt. Misalnya seperti pada Chevrolet Zafira dan Mercedes Benz A-Class. Perangkat EPS yang digunakan tentunya tidak lagi menempel pada mesin. Namun masih mengandalkan minyak untuk meringankan gerak stir. Biasanya perangkat ini menggunakan selang tekan dan selang balik dari minyak power steering
Dinamo masih harus meneruskan oli untuk membuat tekanan dalam rack steer, hadirnya sistem ini memang relatif sebagai penyempurnaan sistem P/S model lawas atau konvensional. 'Respons terhadap gerakan kemudi juga semakin baik dan lebih disesuasikan kondisi dibandingkan model biasanya, Sedangkan mekanisme semi electrik cenderung lebih repot. Pasalnya, komponen yang digunakan juga lebih banyak dibanding model fully electric. Adanya tekanan hidraulic dalam sistem ini berarti kerja simultan mulai dari sensor, module dan dinamo masih diteruskan ke hidraulic lagi. Sehingga kerja power steering secara electric hanya pada tahap awal saja. Selanjutnya setelah kecepatan dinamo menciptakan tekanan minyak P/S tertentu, meringankan rangkainan rack steer pada P/S konvensional

Sumber Artikel

 
Design by http://4-jie.blogspot.com/ | Bloggerized by Fajri Alhadi